Gambar menyeramkan yang sekarang tertera di bungkus rokok ternyata ampuh juga memberi pengaruh kepada sebagian orang yang selama ini jadi perokok.
Mereka yang takut pun akhirnya memutuskan berhenti mengisap rokok.
Salah satunya adalah Yunarto Wijaya. Mas Yunarto ini, pengamat politik muda yang tengah naik daun di negeri ini.
Wajahnya sering wara-wiri di layar kaca, mengomentari isu-isu politik yang tengah aktual.
Komentar dan pernyataannya pun banyak dikutip media cetak dan online.
Salah satu yang sering meminta tanggapannya adalah saya.
Ya dari hubungan antara wartawan dan narasumber itulah saya dekat dengan Mas Yunarto.
Saya sering ngobrol ringan dengannya di luar keperluan wawancara.
Bila sedang lewat dekat kantornya, saya juga kerap mampir. Oh ya Mas Yunarto ini selain sebagai pengamat politik, dia juga adalah Direktur Eksekutif Charta Politika, sebuah lembaga kajian dan konsultan politik.
Nah, saat ngobrol dengan Mas Yunarto itulah saya tahu dia adalah seorang perokok.
Rokok yang diisapnya adalah rokok Mild. Jadi, jika mengobrol dengannya, saya seraya punya teman satu hobi, sama-sama perokok.
Bahkan saya lihat sepertinya Mas Yunarto lumayan perokok berat. Apalagi jika ngobrol ditemani kopi, sempurnalah ‘kegiatan’ merokok dengannya.
Beberapa hari setelah lebaran kemarin, saya mampir ke kantornya. Seperti biasa dia menyambut dengan hangat dan akrab.
Langsung ia minta office boy di kantornya menyediakan secangkir kopi hitam buat saya, seperti biasanya. Tapi saya kaget, di saat saya memulai tradisi rutin, ngopi sambil merokok, ia tak mengikutinya.
“Enggak merokok bos?” tanya saya.
Dia tersenyum sebelum menjawab. “Enggak Gus, gue dah berhenti merokok,” katanya.
“Lho kok bisa, kenapa?” saya bertanya lagi.
Lagi-lagi dia tersenyum, sebelum akhirnya menjawab pertanyaan saya. “Gue sudah berhenti merokok, setelah bungkus rokok ada gambar yang menyeramkan itu.
Teringat terus kalau merokok. Maka gue putuskan berhenti merokok,” katanya agak panjang lebar.
“Wah hebat bisa berhenti merokok, salut saya. Saya susah mau berhenti merokok. Tak terlalu peduli dengan gambar di bungkus rokok,” kata Saya.
Dia tertawa kecil. “He.he.he pokoknya gue seram lihat gambar di bungkus rokok. Tak mau gue seperti itu,” katanya.
No comments:
Post a Comment